Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlangsung pada 30 Oktober 2024 mengungkapkan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil, meskipun risiko geopolitik semakin meningkat dan aktivitas perekonomian global mulai melemah.
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengemukakan bahwa perlambatan pertumbuhan di negara-negara besar dan ketidakpastian geopolitik menjadi tantangan utama bagi ekonomi global. Perekonomian Amerika Serikat menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari ekspektasi awal, didorong oleh pasar tenaga kerja yang solid dan permintaan domestik yang meningkat.
Di Eropa, perbaikan aktivitas ekonomi terlihat dari kenaikan penjualan ritel, meskipun sektor manufaktur masih mengalami tekanan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal ketiga 2024 menunjukkan perlambatan di sisi permintaan dan penawaran, memaksa pemerintah serta bank sentral Tiongkok untuk meluncurkan stimulus guna mendukung sektor riil dan melonggarkan kebijakan moneter.
Instabilitas yang terjadi di Timur Tengah berpengaruh pada kenaikan harga komoditas safe haven seperti emas. Akibatnya, premi risiko meningkat dan yield secara global mengalami kenaikan. Hal ini menyebabkan aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga pasar keuangan emerging markets mengalami penurunan.
Meskipun kondisi perekonomian global melemah, kinerja perekonomian Indonesia tetap stabil. Inflasi inti terjaga, dan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sejak Juli 2024. Namun, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur masih berada di zona kontraksi, dan pemulihan daya beli berlangsung lambat.
OJK menegaskan pentingnya menjaga stabilitas sektor jasa keuangan di tengah tantangan yang ada. Sektor ini harus tetap waspada terhadap perubahan kondisi global dan domestik agar bisa beradaptasi dan bertahan. Upaya untuk mendorong pertumbuhan dan pemulihan ekonomi perlu terus dilakukan, terutama dalam memanfaatkan potensi sektor lokal.
Dengan demikian, sektor jasa keuangan Indonesia diharapkan dapat menghadapi tantangan yang ada dan tetap berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.***